Senin, 17 April 2017

Tugas 2 Softskill Akuntansi Internasional

Nama : Ajeng Risky
NPM  : 20213516
Kelas  : 4EB17

Jurnal Ilmiah Berkala Enam Bulanan ISSN 1410-1831

Volume 14 Nomor 2, Juli 2009

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK DAN
KUALITAS PENGUNGKAPAN PADA LAPORAN KEUANGAN

PERUSAHAAN DI INDONESIA


Farichah4



ABSTRACT

This research examined influence of six independent variables of a firm characteristic’s to dependent variable that is level of disclosure (mandatory and voluntary disclosure) quality in firm annual reports in Indonesia. The extent of disclosures in firm annual report are measured by disclosure index, there are 35 information items must be and can be disclosed in annual report. The six independet variable are level of liquidity (that is measured by current ratio), level of solvability (that is measured by leverage ratio), level of rentability (that is measure by ROI), firm size (that is measure by firm total assets), group of industry (that is classified into manufacture and non-manufacture), and firm status (that is classified into PMA and PMDN). There are eighty companies listed in JSX on 2004 were selected for firm samples in this study. The problem are indentificate whether and how the firm characteristic above influence the level of disclosure quality in annual report.

This study uses multiple regression, F – Test, and NPar – Test to examine the study hypothesis. The empirical test showed; independent variables can be used as predictors on disclosure quality. The second result showed that the independent variables just explain 42.5% ( is mean there are other variables influence dependent variable). The third result showed there are two variables (group of industry and firm status) can be proven have positive and significant correlation with annual report disclosure quality. The next result showed there is significant difference (sig 0.019) on level disclosure quality between groups of firm status.

Key words: mandatory, voluntary, full disclosure, and annual report




A. PENDAHULUAN

Tujuan utama pengungkapan informasi pada laporan keuangan adalah untuk memberikan bantuan kepada investor, kreditur dan pengguna laporan keuangan lainnya dalam memahami resiko portofolio investasi sebagai dasar untuk melakukan keputusan ekonomi yang rasional. Oleh karenanya laporan keuangan haruslah memuat pengungkapan informasi yang cukup.

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 14 No.2, Juli 2009

Pengungkapan informasi pada laporan keuangan dikelompokkan ke dalam pengungkapan wajib (mandatory disclosure) dan pengungkapan sukarela (voluntary disclosure). Pengungkapan wajib adalah pengungkapan yang diharuskan oleh peraturan atau ketentuan seperti yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal, Departemen Keuangan Republik Indonesia atau oleh organisasi profesi akuntansi (Ikatan Akuntan Indonesia) dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Sedangkan pengungkapan sukarela adalah pengungkapan tambahan yang melebihi dari pengungkapan yang diwajibkan.

Pada penelitian terdahulu, pengungkapan yang dilakukan oleh masing-masing perusahaan berbeda satu dengan lainnya, tergantung pada faktor-faktor tertentu yang mempengaruhi kelengkapan pengungkapan yang dilakukan. Faktor-faktor yang berpengaruh antara lain adalah a). tingkat likuiditas perusahaan (Cooke,1998), b). tingkat solvabilitas perusahaan (Meek, Roberts, dan Gray, 1995), c). tingkat rentabilitas perusahaan, d). ukuran perusahaan (Suripto, 1998), e). jenis industri (Suripto, 1998), dan f). status perusahaan (Susanto,1992).


B. PERUMUSAN MASALAH

Permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah:

a)            Bagaimana kualitas pengungkapan informasi pada laporan keuangan perusahaan di Indonesia.

b)           Apakah tingkat likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, ukuran perusahaan, jenis industri, dan status perusahaan mempengaruhi kualitas pengungkapan pada laporan keuangan.

c)            Apakah ada perbedaan yang signifikan praktek pengungkapan pada laporan keuangan perusahaan di Indonesia.


C.     METODE PENELITIAN

Model yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Y = f ( X1, X2 … , X6 )

Y adalah variabel dependen dan X1 sampai X6 merupakan variabel independen. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda, F – Test, dan NPar – Test. Model regresi yang digunakan dalam penelitian ini, dinyatakan sebagai berikut :

Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6 + e

dengan keterangan :

Y               = indek skor pengungkapan
X1            = tingkat likuiditas (current ratio)
X2            = tingkat solvabilitas (leverage ratio)

X3            = tingkat rentabilitas (ROI)
X4            = total assets
X5            = dummy jenis industri (manufaktur/non-manufaktur)
X6            = dummy status perusahaan (PMA/PMDN)
β                        = konstanta atau parameter

e                = error

Hipotesis Penelitian

Hipotesis Nol (H0) penelitian dirumuskan bahwa (1). tingkat likuiditas, tingkat solvabilitas, tingkat rentabilitas, ukuran perusahaan, jenis industri, dan status perusahaan tidak mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat kelengkapan pengungkapan informasi pada laporan keuangan, (2). tidak terdapat perbedaan tingkat kelengkapan pengungkapan informasi antara masing-masing ukuran perusahaan, jenis industri dan status perusahaan. Dengan demikian hipotesis alternatif penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

Ha1: Tingkat likuiditas mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat kelengkapan pengungkapan informasi pada laporan keuangan.

Ha2: Tingkat solvabilitas mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat kelengkapan pengungkapan informasi pada laporan keuangan.

Ha3: Tingkat rentabilitas mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat kelengkapan pengungkapan informasi pada laporan keuangan.


Ha4: Ukuran perusahan mempunyai hubungan positif dan signifikan dengan tingkat kelengkapan pengungkapan informasi pada laporan keuangan.

Ha5: Terdapat perbedaan tingkat kelengkapan pengungkapan informasi antara masing-masing ukuran perusahaan.

Ha6: Jenis industri mempunyai hubungan positif dan signifikan dengan tingkat kelengkapan pengungkapan informasi pada laporan keuangan.

Ha7: Terdapat perbedaan tingkat kelengkapan pengungkapan informasi antara masing-masing jenis industri.

Ha8: Status perusahaan mempunyai hubungan positif dan signifikan dengan tingkat kelengkapan pengungkapan informasi pada laporan keuangan.

Ha9: Terdapat perbedaan tingkat kelengkapan pengungkapan informasi antara masing-masing status perusahaan.

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 14 No.2, Juli 2009
          
Sampel Penelitian

Populasi penelitian meliputi semua perusahaan yang sahamnya terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada tahun 2004. Untuk menjamin bahwa variabel-variabel yang akan diuji dalam penelitian ini terwakili maka sampel dipilih dengan metode proportionate stratified sampling. Dengan metode tersebut populasi dikelompokkan menurut urutan variabel-variabel dummy. Dari masing-masing kelompok tersebut kemudian ditentukan sejumlah sampel secara proporsional dan dipilih secara random. Berdasarkan tingkat keyakinan 95%, jumlah sampel ditentukan sebanyak 115 buah perusahaan. Setelah dihitung jumlah sampel melampaui 5% dari populasi yang berjumlah 333 perusahaan. Oleh karena itu penulis perlu melakukan koreksi. Setelah koreksi atas jumlah sampel dilakukan jumlah sample menjadi 80 buah perusahaan atau sebanyak 24 % dari populasi.

Variabel-variabel Penelitian

Literatur empirik dan teoritik menunjukkan bahwa terdapat beberapa variabel yang mungkin menjelaskan variasi luas pengungkapan dalam laporan tahunan. Bagian ini akan mambahas variabel-variabel yang diuji dalam penelitian ini. Variabel-variabel tersebut meliputi tingkat likuiditas, tingkat solvabilitas, tingkat rentabilitas, ukuran perusahaan, jenis industri, dan status perusahaan.

Pengukuran Variabel Independen

Penelitian ini menggunakan regresi berganda dengan enam variabel independen. Pengukuran masing-masing variabel diuraikan berikut ini;

Tingkat Likuiditas

Penelitian ini menggunakan variabel likuiditas sebagai salah satu variabel independen. Variabel likuiditas diukur berdasarkan ratio lukuiditas yang dihitung berdasarkan perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar. Data ratio likuiditas diperoleh dari Capital Market Directory 2004.

Tingkat Solvabilitas

Dalam penelitian ini, ratio solvabilitas diukur dengan tingkat leverage. Data mengenai tingkat leverage diperoleh dari Capital Market Directory 2004.

Tingkat Rentabilitas

Ratio rentabilitas dimasukkan sebagai salah satu variabel independen yang diukur dengan laba sebelum dikurang dengan beban bunga dan pajak dibagi dengan total aktiva (ROI). Data mengenai tingkat rentabilitas diperoleh dari Capital Market Directory 2004.

Ukuran Perusahaan

Variabel ukuran perusahaan dapat diukur dengan total aktiva, penjualan tahunan dan jumlah pemegang saham. Dalam penelitian ini, variabel ukuran perusahaan diukur dengan menggunakan total aktiva. Data mengenai total aktiva diperoleh dari Capital Market Directory 2004.

Jenis Industri

Dalam penelitian ini, untuk mengidentifikasi kelompok industri digunakan dummy: 1 untuk perusahaan manufaktur dan 0 untuk perusahaan non-manufaktur. Data mengenai kelompok industri diperoleh dari Capital Market Directory 2004.

Status Perusahaan

Dalam penelitian ini, variable dummy 0, dan 1 digunakan untuk menunjukkan status perusahaan: 1 untuk perusahaan berbasis asing (PMA) dan 0 untuk perusahaan berbasis domestik (PMDN). Data mengenai status perusahaan diperoleh dari Capital Market Directory 2004.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil pengolahan data yang dilakukan seperti tampak dalam tabel di bawah ini.



Tabel 1 : Descriptive Statistics


Mean
Std. Deviation
N
DISCLOSU
24.99
5.283
80
CURRENT
1.7304
1.32206
80
LEVERAGE
.6391
.43777
80
ROI
3.2949
7.14872
80
ASSETS
1.2499
1.81110
80
JENIS_IN
.66
.476
80
STATUS_P
.33
.471
80

Tabel 2 : Model Summary(b)





Adjusted R
Std. Error of
Durbin-
Model
R

R Square
Square
the Estimate
Watson
1

.652
.425
.378
4.167
1.59


(a)
6





a   Predictors: (Constant), STATUS_P, ASSETS, ROI, LEVERAGE, JENIS_IN, CURRENT

b   Dependent Variable: DISCLOSU

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 14
No.2, Juli 2009




Tabel 3 : ANOVA(b)


















Sum of





Model


Squares

Df
Mean Square
F
Sig.
1
Regressio

937.555

6
156.259
9.000
.000(a)

n











Residual

1267.433

73
17.362



Total

2204.987

79




a  Predictors: (Constant), STATUS_P, ASSETS, ROI, LEVERAGE, JENIS_IN, CURRENT

b  Dependent Variable: DISCLOSU



Tabel 4 : Coefficients(a)



Unstandardized
Standardized


Model

Coefficients
Coefficients
t
Sig.


B
Std. Error
Beta


1
(Constant)
21.824
1.647

13.253
.000

CURRENT
-.336
.433
-.084
-.776
.440

LEVERAGE
1.431
1.275
.119
1.122
.265

ROI
-.101
.067
-.137
-1.499
.138

ASSETS
.094
.263
.032
.359
.721

JENIS_IN
1.000
1.055
.090
.948
.346

STATUS_P
7.331
1.126
.654
6.512
.000
a Dependent Variable: DISCLOSU

Hasil pengolahan data dengan regresi linier berganda (Tabel 4) menyebutkan bahwa status perusahaan (yang digolongkan ke dalam kelompok PMA dan PMDN) menunjukkan angka yang signifikan sebesar 0.000. Hasil ini berarti bahwa status perusahaan mempunyai pengaruh yang cukup terhadap kelengkapan pengungkapan. Variabel independen lainnya seperti Current Ratio, Leverage Ratio, ROI, Total Assets, dan Jenis Industri, tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan.

Sedangkan nilai R (Tabel 2) sebesar 0.652 dan R2 sebesar 0.425. Hal ini berarti bahwa variabel independen yaitu Current Ratio, Leverage Ratio, ROI, Total Assets, dan Dummy Jenis Industri, serta Dummy Status Perusahaan hanya mampu menjelaskan sebesar 42,5% selebihnya terdapat variabel lain yang tidak dicakup dalam penelitian yang mempengaruhi kelengkapan pengungkapan.

Dari tabel pengolahan ANOVA, signifikansinya adalah 0.000. Hal ini berarti bahwa variabel independen yaitu Current Ratio, Leverage Ratio, ROI, Total Assets, dan Dummy Jenis Industri, serta Dummy Status Perusahaan dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen (kelengkapan pengungkapan). Dari tabel correlations diperoleh hasil bahwa dua variabel yaitu jenis industri dan status perusahaan terbukti mempunyai hubungan positif dan signifikan dengan tingkat kelengkapan pengungkapan informasi pada laporan keuangan. Hasil pengujian berikutnya memperlihatkan bahwa terdapat perbedaan tingkat kelengkapan pengungkapan yang signifikan (pada tingkat signifikansi 0,019) antara kelompok status perusahaan (PMA dan PMDN).


D. HASIL PENGUJIAN HIPOTESIS

Hipotesis pertama penelitian ini adalah tingkat likuiditas mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat kelengkapan pengungkapan informasi pada laporan keuangan. Pengujian yang dilakukan terhadap hipotesis pertama tersebut dapat dilihat pada hasil analisis regresi yang menyimpulkan tingkat signifikansi pengujian current ratio sebesar 0.440 (> 0.05). Hal ini berarti bahwa hipotesis pertama tersebut tidak berhasil ditolak. Sehingga hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat likuiditas tidak mempunyai pengaruh (positif) dan signifikan terhadap tingkat kelengkapan pengungkapan informasi pada laporan keuangan

Hipotesis kedua penelitian ini adalah tingkat solvabilitas mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat kelengkapan pengungkapan informasi pada laporan keuangan. Pengujian yang dilakukan terhadap hipotesis kedua tersebut dapat dilihat pada hasil analisis regresi yang menyimpulkan tingkat signifikansi pengujian terhadap leverage ratio sebesar 0.265 (> 0.05). Hal ini berarti bahwa hipotesis kedua tersebut tidak berhasil ditolak. Sehingga hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat solvabilitas tidak mempunyai pengaruh (positif) dan signifikan terhadap tingkat kelengkapan pengungkapan informasi pada laporan keuangan

Hipotesis ketiga penelitian ini adalah tingkat rentabilitas mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat kelengkapan pengungkapan informasi pada laporan keuangan. Pengujian yang dilakukan terhadap hipotesis ketiga tersebut dapat dilihat pada hasil analisis regresi yang menyimpulkan tingkat signifikansi pengujian terhadap return on investment (ROI) sebesar 0.138 (> 0.05). Hal ini berarti bahwa hipotesis ketiga tersebut tidak berhasil ditolak. Sehingga hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat rentabilitas tidak mempunyai pengaruh (positif) dan signifikan terhadap tingkat kelengkapan pengungkapan informasi pada laporan keuangan


Hipotesis keempat penelitian ini adalah ukuran perusahan mempunyai hubungan positif dan signifikan dengan tingkat kelengkapan pengungkapan informasi pada laporan keuangan. Pengujian yang dilakukan terhadap hipotesis keempat tersebut dapat dilihat pada hasil analisis regresi (tabel correlations) yang menyimpulkan tingkat signifikansi pengujian terhadap total assets sebesar 0.391 (> 0.05). Hal ini berarti bahwa hipotesis keempat tersebut tidak berhasil ditolak. Sehingga hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan tidak mempunyai hubungan (positif) dan signifikan dengan tingkat kelengkapan pengungkapan informasi pada laporan keuangan.

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 14 No.2, Juli 2009

Hipotesis kelima penelitian ini adalah terdapat perbedaan tingkat kelengkapan pengungkapan informasi antara masing-masing ukuran perusahaan. Pengujian yang dilakukan terhadap hipotesis kelima tersebut dapat dilihat pada hasil pengujian dengan alat analisis Npar Tests yang menyimpulkan nilai Chi-Square sebesar 0.091 (> 0.05). Hal ini berarti bahwa hipotesis kelima tersebut tidak berhasil ditolak. Sehingga hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat kelengkapan pengungkapan informasi antara masing-masing ukuran perusahaan.

Hipotesis keenam penelitian ini adalah jenis industri mempunyai hubungan positif dan signifikan dengan tingkat kelengkapan pengungkapan informasi pada laporan keuangan. Pengujian yang dilakukan terhadap hipotesis keenam tersebut dapat dilihat pada hasil analisis regresi (tabel correlations) yang menyimpulkan tingkat signifikansi pengujian terhadap jenis industri sebesar 0.004 (< 0.05). Di samping itu harus dilihat juga tabel coefficients yang menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0.346 (> 0.05). Hal ini berarti bahwa hipotesis keenam tersebut berhasil ditolak. Sehingga hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa jenis industri mempunyai hubungan (positif), tetapi (tidak signifikan) dengan tingkat kelengkapan pengungkapan informasi pada laporan keuangan.

Hipotesis ketujuh penelitian ini adalah terdapat perbedaan tingkat kelengkapan pengungkapan informasi antara masing-masing jenis industri. Pengujian yang dilakukan terhadap hipotesis ketujuh tersebut dapat dilihat pada hasil pengujian dengan alat analisis T - Tests (Levene’s Test) yang menunjukkan nilai F sebesar 1.464 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.230 (>0.05). Hal ini berarti bahwa hipotesis ketujuh tersebut tidak berhasil ditolak. Sehingga hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat kelengkapan pengungkapan informasi antara masing-masing jenis industri.

Hipotesis kedelapan penelitian ini adalah status perusahaan mempunyai hubungan positif dan signifikan dengan tingkat kelengkapan pengungkapan informasi pada laporan keuangan. Pengujian yang dilakukan terhadap hipotesis kedelapan tersebut dapat dilihat pada hasil analisis regresi (tabel correlations) yang menyimpulkan tingkat signifikansi pengujian terhadap status perusahaan sebesar 0.000 (< 0.05). Di samping itu harus dilihat juga tabel coefficients yang menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0.000 (< 0.05). Hal ini berarti bahwa hipotesis kedelapan tersebut berhasil ditolak. Sehingga hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa status perusahaan mempunyai hubungan (positif), dan signifikan dengan tingkat kelengkapan pengungkapan informasi pada laporan keuangan.

Hipotesis kesembilan penelitian ini adalah terdapat perbedaan tingkat kelengkapan pengungkapan informasi antara masing-masing status perusahaan. Pengujian yang dilakukan terhadap hipotesis kesembilan tersebut dapat dilihat pada hasil pengujian dengan alat analisis T - Tests (Levene’s Test) yang menunjukkan nilai F sebesar 5.776 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.019 (<0.05). Hal ini berarti bahwa hipotesis ketujuh tersebut berhasil ditolak. Sehingga hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan tingkat kelengkapan pengungkapan informasi antara masing-masing status perusahaan.


E.   SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN-SARAN

1.         Simpulan

Hasil pengolahan data dengan regresi linier berganda menyebutkan bahwa status perusahaan (yang digolongkan ke dalam kelompok PMA dan PMDN) menunjukkan angka yang signifikan sebesar 0.000. Hasil ini berarti bahwa status perusahaan mempunyai pengaruh yang cukup terhadap kelengkapan pengungkapan. Variabel independen lainnya seperti Current Ratio, Leverage Ratio, ROI, Total Assets, dan Jenis Industri, tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan.

Nilai R sebesar 0.652 dan R2 sebesar 0.425. Hal ini berarti bahwa variabel independen yaitu Current Ratio, Leverage Ratio, ROI, Total Assets, dan Dummy Jenis Industri, serta Dummy Status Perusahaan hanya mampu menjelaskan sebesar 42,5% selebihnya terdapat variabel lain yang tidak dicakup dalam penelitian yang mempengaruhi kelengkapan pengungkapan.

Dari tabel pengolahan ANOVA, signifikansinya adalah 0.000. Hal ini berarti bahwa variabel independen yaitu Current Ratio, Leverage Ratio, ROI, Total Assets, dan Dummy Jenis Industri, serta Dummy Status Perusahaan dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen (kelengkapan pengungkapan).


2. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan yang ada dalam penelitian ini, adalah

a)            Item pengungkapan yang digunakan mangacu pada penelitian yang dilakukan di Amerika, yang mungkin kurang relevan dengan keadaan perekonomian dan industri di Indonesia.


b)           Sampel penelitian diambil dari laporan tahunan untuk tahun 2003 (satu tahun) dan tidak membandingkan dengan tahun sebelumnya.

3. Saran-saran

Berdasarkan keterbatasan penelitian ini, saran-saran yang dapat diberikan antara lain;

a)            Agar laporan tahunan yang diterbitkan sedapat mungkin bebas dari window dressing atau substance-over-form atau kesalahan-kesalan lainnya, maka diperlukan penelaahan lebih lanjut untuk mengetahui item pengungkapan yang sesuai dengan keadaan kondisi perekonomian dan perusahaan Indonesia pada umumnya dan perusahaan yang listing di Bursa Efek pada khususnya.

b)           Perlu ditambahkan variabel independen lainnya yang sesuai dan mempengaruhi

secara signifikan tingkat kelengkapan pengungkapan pada perusahaan di Indonesia, terutama yang terdaftar pada Bursa Efek melalui penelitian lebih lanjut.

c)            Sampel yang digunakan mungkin tidak cukup hanya satu tahun, perlu dikembangkan dan dalam jumlah yang lebih banyak.



DAFTAR PUSTAKA

Cerf, Alan R., Corporate Reporting and Investment Decision, Berkelay, CA: The University of California Press.

Chow, Chee W., and Adrian Wong-Boren, Voluntary Financial Disclosure by Mexican Corporation, Accounting Review, July 1987, pp. 533 – 541.

Cooke, T. E., Disclosure in the Corporate Annual Reports of Swedish Companies, Vol. 19, Spring 1989, pp. 113 – 124.

-------------------------, The Impact of Size, Stock Market Listing and Industry Type on Disclosure in The Annual Reports of Japanese Listed Corporations, Accounting & Business Research, vol. 22, Summer 1992, pp. 229 – 237.

-------------------------, Disclosure in Japanese Corporate Annual Repots, Journal of Business Finance & Accounting, Vol. 20, Juni 1993, pp. 521 – 535.

Gray, Sidney J. Lee H. Radebaugh and Clare B. Roberts, International Perceptions of Cost Constrains on Voluntary Information Disclosures: A Comparative Study of U.K. and U.S. Multinationals, Journal of International Business Studies, 4 Qrt 1990, pp. 597 – 622.

Gujarati, Damodar N., Basic Econometrics, Second Edition, USA: McGraw-Hill, Inc.,

1988.

Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Indonesia: Buku Satu, Jakarta: Penerbit Salemba Empat, 1994.

-------------------------------, Standar Akuntansi Indonesia: Buku Dua, Jakarta: Penerbit

Salemba Empat, 1994.

Lang, Mark and Russell Lundholm, Cross-Sectional Determinants of Analyst Ratings of Corporate Disclosures, Journal Accounting Research, Autumn 1993, pp. 246 – 271.