NPM : 20213516
Kelas : 4EB17
Jurnal Ilmiah Berkala Enam
Bulanan ISSN 1410-1831
Volume 14 Nomor 2, Juli
2009
ANALISIS
HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK DAN
KUALITAS PENGUNGKAPAN PADA LAPORAN KEUANGAN
PERUSAHAAN
DI INDONESIA
Farichah4
ABSTRACT
This research examined influence of six independent variables of a
firm characteristic’s to dependent variable that is level of disclosure
(mandatory and voluntary disclosure) quality in firm annual reports in
Indonesia. The extent of disclosures in firm annual report are measured by
disclosure index, there are 35 information items must be and can be disclosed
in annual report. The six independet variable are level of liquidity (that is
measured by current ratio), level of solvability (that is measured by leverage
ratio), level of rentability (that is measure by ROI), firm size (that is
measure by firm total assets), group of industry (that is classified into
manufacture and non-manufacture), and firm status (that is classified into PMA and
PMDN). There are eighty companies listed in JSX on 2004 were selected for firm
samples in this study. The problem are indentificate whether and how the firm
characteristic above influence the level of disclosure quality in annual
report.
This study uses multiple regression, F – Test, and NPar – Test to
examine the study hypothesis. The empirical test showed; independent variables
can be used as predictors on disclosure quality. The second result showed that
the independent variables just explain 42.5% ( is mean there are other
variables influence dependent variable). The third result showed there are two
variables (group of industry and firm status) can be proven have positive and
significant correlation with annual report disclosure quality. The next result
showed there is significant difference (sig 0.019) on level disclosure quality
between groups of firm status.
Key words: mandatory,
voluntary, full disclosure, and annual report
A. PENDAHULUAN
Tujuan utama
pengungkapan informasi pada laporan keuangan adalah untuk memberikan bantuan
kepada investor, kreditur dan pengguna laporan keuangan lainnya dalam memahami
resiko portofolio investasi sebagai dasar untuk melakukan keputusan ekonomi
yang rasional. Oleh karenanya laporan keuangan haruslah memuat pengungkapan
informasi yang cukup.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 14 No.2, Juli 2009
Pengungkapan informasi
pada laporan keuangan dikelompokkan ke dalam pengungkapan wajib (mandatory disclosure) dan pengungkapan
sukarela (voluntary disclosure). Pengungkapan wajib adalah
pengungkapan yang diharuskan oleh peraturan
atau ketentuan seperti yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal,
Departemen Keuangan Republik Indonesia atau oleh organisasi profesi akuntansi
(Ikatan Akuntan Indonesia) dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK).
Sedangkan pengungkapan sukarela adalah pengungkapan tambahan yang melebihi dari
pengungkapan yang diwajibkan.
Pada penelitian terdahulu,
pengungkapan yang dilakukan oleh masing-masing perusahaan berbeda satu dengan
lainnya, tergantung pada faktor-faktor tertentu yang mempengaruhi kelengkapan
pengungkapan yang dilakukan. Faktor-faktor yang berpengaruh antara lain adalah
a). tingkat likuiditas perusahaan (Cooke,1998), b). tingkat solvabilitas
perusahaan (Meek, Roberts, dan Gray, 1995), c). tingkat rentabilitas
perusahaan, d). ukuran perusahaan (Suripto, 1998), e). jenis industri (Suripto,
1998), dan f). status perusahaan (Susanto,1992).
B.
PERUMUSAN MASALAH
Permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah:
a)
Bagaimana kualitas pengungkapan informasi pada laporan keuangan
perusahaan di Indonesia.
b)
Apakah tingkat likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, ukuran
perusahaan, jenis industri, dan status perusahaan mempengaruhi kualitas
pengungkapan pada laporan keuangan.
c)
Apakah ada perbedaan yang signifikan praktek pengungkapan pada
laporan keuangan perusahaan di Indonesia.
C. METODE
PENELITIAN
Model yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Y = f ( X1, X2 … , X6 )
Y adalah variabel dependen
dan X1 sampai X6 merupakan variabel independen. Alat analisis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda, F – Test, dan NPar – Test.
Model regresi yang digunakan dalam penelitian ini, dinyatakan sebagai berikut :
Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6
+ e
dengan keterangan :
Y = indek skor pengungkapan
X1 = tingkat likuiditas (current ratio)
X2 = tingkat solvabilitas (leverage ratio)
X3 = tingkat rentabilitas (ROI)
X4 = total assets
X5 = dummy jenis industri
(manufaktur/non-manufaktur)
X6 = dummy status perusahaan (PMA/PMDN)
β
= konstanta atau parameter
e = error
Hipotesis Penelitian
Hipotesis Nol (H0)
penelitian dirumuskan bahwa (1). tingkat likuiditas, tingkat solvabilitas,
tingkat rentabilitas, ukuran perusahaan, jenis industri, dan status perusahaan
tidak mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat kelengkapan
pengungkapan informasi pada laporan keuangan, (2). tidak terdapat perbedaan
tingkat kelengkapan pengungkapan informasi antara masing-masing ukuran
perusahaan, jenis industri dan status perusahaan. Dengan demikian hipotesis
alternatif penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
Ha1: Tingkat likuiditas
mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat kelengkapan
pengungkapan informasi pada laporan keuangan.
Ha2: Tingkat solvabilitas
mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat kelengkapan
pengungkapan informasi pada laporan keuangan.
Ha3: Tingkat rentabilitas
mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat kelengkapan
pengungkapan informasi pada laporan keuangan.
Ha4: Ukuran perusahan
mempunyai hubungan positif dan signifikan dengan tingkat kelengkapan
pengungkapan informasi pada laporan keuangan.
Ha5: Terdapat perbedaan
tingkat kelengkapan pengungkapan informasi antara masing-masing ukuran
perusahaan.
Ha6: Jenis industri mempunyai
hubungan positif dan signifikan dengan tingkat kelengkapan pengungkapan
informasi pada laporan keuangan.
Ha7: Terdapat perbedaan
tingkat kelengkapan pengungkapan informasi antara masing-masing jenis industri.
Ha8: Status perusahaan
mempunyai hubungan positif dan signifikan dengan tingkat kelengkapan
pengungkapan informasi pada laporan keuangan.
Ha9: Terdapat perbedaan
tingkat kelengkapan pengungkapan informasi antara masing-masing status
perusahaan.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 14 No.2, Juli 2009
Sampel Penelitian
Populasi penelitian
meliputi semua perusahaan yang sahamnya terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada
tahun 2004. Untuk menjamin bahwa variabel-variabel yang akan diuji dalam
penelitian ini terwakili maka sampel dipilih dengan metode proportionate
stratified sampling. Dengan metode tersebut populasi dikelompokkan menurut
urutan variabel-variabel dummy. Dari masing-masing kelompok tersebut kemudian
ditentukan sejumlah sampel secara proporsional dan dipilih secara random.
Berdasarkan tingkat keyakinan 95%, jumlah sampel ditentukan sebanyak 115 buah
perusahaan. Setelah dihitung jumlah sampel melampaui 5% dari populasi yang
berjumlah 333 perusahaan. Oleh karena itu penulis perlu melakukan koreksi.
Setelah koreksi atas jumlah sampel dilakukan jumlah sample menjadi 80 buah
perusahaan atau sebanyak 24 % dari populasi.
Variabel-variabel
Penelitian
Literatur empirik dan
teoritik menunjukkan bahwa terdapat beberapa variabel yang mungkin menjelaskan
variasi luas pengungkapan dalam laporan tahunan. Bagian ini akan mambahas
variabel-variabel yang diuji dalam penelitian ini. Variabel-variabel tersebut
meliputi tingkat likuiditas, tingkat solvabilitas, tingkat rentabilitas, ukuran
perusahaan, jenis industri, dan status perusahaan.
Pengukuran Variabel
Independen
Penelitian ini menggunakan
regresi berganda dengan enam variabel independen. Pengukuran masing-masing
variabel diuraikan berikut ini;
Tingkat Likuiditas
Penelitian ini menggunakan
variabel likuiditas sebagai salah satu variabel independen. Variabel likuiditas
diukur berdasarkan ratio lukuiditas yang dihitung berdasarkan perbandingan
aktiva lancar dengan hutang lancar. Data ratio likuiditas diperoleh dari
Capital Market Directory 2004.
Tingkat Solvabilitas
Dalam penelitian ini,
ratio solvabilitas diukur dengan tingkat leverage. Data mengenai tingkat
leverage diperoleh dari Capital Market Directory 2004.
Tingkat Rentabilitas
Ratio
rentabilitas dimasukkan sebagai salah satu variabel independen yang diukur
dengan laba sebelum dikurang dengan beban bunga dan pajak dibagi dengan total
aktiva (ROI). Data mengenai tingkat rentabilitas diperoleh dari Capital Market
Directory 2004.
Ukuran
Perusahaan
Variabel
ukuran perusahaan dapat diukur dengan total aktiva, penjualan tahunan dan
jumlah pemegang saham. Dalam penelitian ini, variabel ukuran perusahaan diukur
dengan menggunakan total aktiva. Data mengenai total aktiva diperoleh dari
Capital Market Directory 2004.
Jenis
Industri
Dalam
penelitian ini, untuk mengidentifikasi kelompok industri digunakan dummy: 1
untuk perusahaan manufaktur dan 0 untuk perusahaan non-manufaktur. Data
mengenai kelompok industri diperoleh dari Capital Market Directory 2004.
Status
Perusahaan
Dalam
penelitian ini, variable dummy 0, dan 1 digunakan untuk menunjukkan status
perusahaan: 1 untuk perusahaan berbasis asing (PMA) dan 0 untuk perusahaan
berbasis domestik (PMDN). Data mengenai status perusahaan diperoleh dari
Capital Market Directory 2004.
Hasil
Penelitian dan Pembahasan
Hasil pengolahan data yang dilakukan seperti
tampak dalam tabel di bawah ini.
Tabel 1
: Descriptive Statistics
|
Mean
|
Std.
Deviation
|
N
|
DISCLOSU
|
24.99
|
5.283
|
80
|
CURRENT
|
1.7304
|
1.32206
|
80
|
LEVERAGE
|
.6391
|
.43777
|
80
|
ROI
|
3.2949
|
7.14872
|
80
|
ASSETS
|
1.2499
|
1.81110
|
80
|
JENIS_IN
|
.66
|
.476
|
80
|
STATUS_P
|
.33
|
.471
|
80
|
Tabel 2
: Model Summary(b)
|
|
|
|
Adjusted R
|
Std. Error of
|
Durbin-
|
Model
|
R
|
|
R
Square
|
Square
|
the Estimate
|
Watson
|
1
|
|
.652
|
.425
|
.378
|
4.167
|
1.59
|
|
|
(a)
|
6
|
|||
|
|
|
|
|
a Predictors: (Constant), STATUS_P, ASSETS, ROI,
LEVERAGE, JENIS_IN, CURRENT
b Dependent Variable: DISCLOSU
Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 14
|
No.2, Juli 2009
|
|
|
|
|
|||
Tabel
3 : ANOVA(b)
|
|
|
|
|
|
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Sum of
|
|
|
|
|
|
Model
|
|
|
Squares
|
|
Df
|
Mean
Square
|
F
|
Sig.
|
1
|
Regressio
|
|
937.555
|
|
6
|
156.259
|
9.000
|
.000(a)
|
|
n
|
|
|
|||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Residual
|
|
1267.433
|
|
73
|
17.362
|
|
|
|
Total
|
|
2204.987
|
|
79
|
|
|
|
a Predictors: (Constant), STATUS_P, ASSETS, ROI,
LEVERAGE, JENIS_IN, CURRENT
b Dependent Variable: DISCLOSU
Tabel 4
: Coefficients(a)
|
|
Unstandardized
|
Standardized
|
|
|
|
Model
|
|
Coefficients
|
Coefficients
|
t
|
Sig.
|
|
|
|
B
|
Std.
Error
|
Beta
|
|
|
1
|
(Constant)
|
21.824
|
1.647
|
|
13.253
|
.000
|
|
CURRENT
|
-.336
|
.433
|
-.084
|
-.776
|
.440
|
|
LEVERAGE
|
1.431
|
1.275
|
.119
|
1.122
|
.265
|
|
ROI
|
-.101
|
.067
|
-.137
|
-1.499
|
.138
|
|
ASSETS
|
.094
|
.263
|
.032
|
.359
|
.721
|
|
JENIS_IN
|
1.000
|
1.055
|
.090
|
.948
|
.346
|
|
STATUS_P
|
7.331
|
1.126
|
.654
|
6.512
|
.000
|
a Dependent Variable: DISCLOSU
Hasil
pengolahan data dengan regresi linier berganda (Tabel 4) menyebutkan bahwa
status perusahaan (yang digolongkan ke dalam kelompok PMA dan PMDN) menunjukkan
angka yang signifikan sebesar 0.000. Hasil ini berarti bahwa status perusahaan
mempunyai pengaruh yang cukup terhadap kelengkapan pengungkapan. Variabel
independen lainnya seperti Current Ratio, Leverage Ratio, ROI, Total Assets,
dan Jenis Industri, tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kelengkapan
pengungkapan.
Sedangkan
nilai R (Tabel 2) sebesar 0.652 dan R2 sebesar 0.425. Hal ini berarti bahwa
variabel independen yaitu Current Ratio, Leverage Ratio, ROI, Total Assets, dan
Dummy Jenis Industri, serta Dummy Status Perusahaan hanya mampu menjelaskan
sebesar 42,5% selebihnya terdapat variabel lain yang tidak dicakup dalam
penelitian yang mempengaruhi kelengkapan pengungkapan.
Dari tabel pengolahan
ANOVA, signifikansinya adalah 0.000. Hal ini berarti bahwa variabel independen
yaitu Current Ratio, Leverage Ratio, ROI, Total Assets, dan Dummy Jenis
Industri, serta Dummy Status Perusahaan dapat digunakan untuk memprediksi
variabel dependen (kelengkapan pengungkapan). Dari tabel correlations diperoleh
hasil bahwa dua variabel yaitu jenis industri dan status perusahaan terbukti
mempunyai hubungan positif dan signifikan dengan tingkat kelengkapan
pengungkapan informasi pada laporan keuangan. Hasil pengujian berikutnya
memperlihatkan bahwa terdapat perbedaan tingkat kelengkapan pengungkapan yang
signifikan (pada tingkat signifikansi 0,019) antara kelompok status perusahaan
(PMA dan PMDN).
D.
HASIL PENGUJIAN HIPOTESIS
Hipotesis pertama
penelitian ini adalah tingkat likuiditas mempunyai pengaruh positif dan
signifikan terhadap tingkat kelengkapan pengungkapan informasi pada laporan
keuangan. Pengujian yang dilakukan terhadap hipotesis pertama tersebut dapat
dilihat pada hasil analisis regresi yang menyimpulkan tingkat signifikansi
pengujian current ratio sebesar 0.440 (> 0.05). Hal ini berarti bahwa
hipotesis pertama tersebut tidak berhasil ditolak. Sehingga hasil penelitian
dapat disimpulkan bahwa tingkat likuiditas tidak mempunyai pengaruh (positif)
dan signifikan terhadap tingkat kelengkapan pengungkapan informasi pada laporan
keuangan
Hipotesis kedua penelitian
ini adalah tingkat solvabilitas mempunyai pengaruh positif dan signifikan
terhadap tingkat kelengkapan pengungkapan informasi pada laporan keuangan. Pengujian
yang dilakukan terhadap hipotesis kedua tersebut dapat dilihat pada hasil
analisis regresi yang menyimpulkan tingkat signifikansi pengujian terhadap
leverage ratio sebesar 0.265 (> 0.05). Hal ini berarti bahwa hipotesis kedua
tersebut tidak berhasil ditolak. Sehingga hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa tingkat solvabilitas tidak mempunyai pengaruh (positif) dan signifikan
terhadap tingkat kelengkapan pengungkapan informasi pada laporan keuangan
Hipotesis ketiga
penelitian ini adalah tingkat rentabilitas mempunyai pengaruh positif dan
signifikan terhadap tingkat kelengkapan pengungkapan informasi pada laporan
keuangan. Pengujian yang dilakukan terhadap hipotesis ketiga tersebut dapat
dilihat pada hasil analisis regresi yang menyimpulkan tingkat signifikansi
pengujian terhadap return on investment (ROI) sebesar 0.138 (> 0.05). Hal
ini berarti bahwa hipotesis ketiga tersebut tidak berhasil ditolak. Sehingga
hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat rentabilitas tidak mempunyai
pengaruh (positif) dan signifikan terhadap tingkat kelengkapan pengungkapan
informasi pada laporan keuangan
Hipotesis keempat
penelitian ini adalah ukuran perusahan mempunyai hubungan positif dan
signifikan dengan tingkat kelengkapan pengungkapan informasi pada laporan
keuangan. Pengujian yang dilakukan terhadap hipotesis keempat tersebut dapat
dilihat pada hasil analisis regresi (tabel
correlations) yang menyimpulkan tingkat signifikansi pengujian terhadap
total assets sebesar 0.391 (> 0.05). Hal ini berarti bahwa hipotesis keempat
tersebut tidak berhasil ditolak. Sehingga hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa ukuran perusahaan tidak mempunyai hubungan (positif) dan signifikan
dengan tingkat kelengkapan pengungkapan informasi pada laporan keuangan.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 14 No.2, Juli 2009
Hipotesis kelima
penelitian ini adalah terdapat perbedaan tingkat kelengkapan pengungkapan
informasi antara masing-masing ukuran perusahaan. Pengujian yang dilakukan
terhadap hipotesis kelima tersebut dapat dilihat pada hasil pengujian dengan
alat analisis Npar Tests yang menyimpulkan nilai Chi-Square sebesar 0.091 (>
0.05). Hal ini berarti bahwa hipotesis kelima tersebut tidak berhasil ditolak.
Sehingga hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan
tingkat kelengkapan pengungkapan informasi antara masing-masing ukuran
perusahaan.
Hipotesis keenam
penelitian ini adalah jenis industri mempunyai hubungan positif dan signifikan
dengan tingkat kelengkapan pengungkapan informasi pada laporan keuangan.
Pengujian yang dilakukan terhadap hipotesis keenam tersebut dapat dilihat pada
hasil analisis regresi (tabel
correlations) yang menyimpulkan tingkat signifikansi pengujian terhadap
jenis industri sebesar 0.004 (< 0.05). Di samping itu harus dilihat juga
tabel coefficients yang menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0.346 (>
0.05). Hal ini berarti bahwa hipotesis keenam tersebut berhasil ditolak.
Sehingga hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa jenis industri mempunyai
hubungan (positif), tetapi (tidak signifikan) dengan tingkat kelengkapan
pengungkapan informasi pada laporan keuangan.
Hipotesis ketujuh
penelitian ini adalah terdapat perbedaan tingkat kelengkapan pengungkapan
informasi antara masing-masing jenis industri. Pengujian yang dilakukan
terhadap hipotesis ketujuh tersebut dapat dilihat pada hasil pengujian dengan
alat analisis T - Tests (Levene’s Test) yang menunjukkan nilai F sebesar 1.464
dengan tingkat signifikansi sebesar 0.230 (>0.05). Hal ini berarti bahwa
hipotesis ketujuh tersebut tidak berhasil ditolak. Sehingga hasil penelitian
dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat kelengkapan
pengungkapan informasi antara masing-masing jenis industri.
Hipotesis kedelapan
penelitian ini adalah status perusahaan mempunyai hubungan positif dan
signifikan dengan tingkat kelengkapan pengungkapan informasi pada laporan
keuangan. Pengujian yang dilakukan terhadap hipotesis kedelapan tersebut dapat
dilihat pada hasil analisis regresi (tabel
correlations) yang menyimpulkan tingkat signifikansi pengujian terhadap
status perusahaan sebesar 0.000 (< 0.05). Di samping itu harus dilihat juga tabel coefficients yang menunjukkan
tingkat signifikansi sebesar 0.000 (< 0.05). Hal ini berarti bahwa hipotesis
kedelapan tersebut berhasil ditolak. Sehingga hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa status perusahaan mempunyai hubungan (positif), dan
signifikan dengan tingkat kelengkapan pengungkapan informasi pada laporan
keuangan.
Hipotesis kesembilan penelitian ini adalah
terdapat perbedaan tingkat kelengkapan pengungkapan informasi antara
masing-masing status perusahaan. Pengujian yang dilakukan terhadap hipotesis
kesembilan tersebut dapat dilihat pada hasil pengujian dengan alat analisis T -
Tests (Levene’s Test) yang menunjukkan nilai F sebesar 5.776 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0.019 (<0.05). Hal ini berarti bahwa hipotesis ketujuh
tersebut berhasil ditolak. Sehingga hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan tingkat kelengkapan pengungkapan informasi antara
masing-masing status perusahaan.
E. SIMPULAN,
KETERBATASAN DAN SARAN-SARAN
1.
Simpulan
Hasil pengolahan data
dengan regresi linier berganda menyebutkan bahwa status perusahaan (yang
digolongkan ke dalam kelompok PMA dan PMDN) menunjukkan angka yang signifikan
sebesar 0.000. Hasil ini berarti bahwa status perusahaan mempunyai pengaruh
yang cukup terhadap kelengkapan pengungkapan. Variabel independen lainnya
seperti Current Ratio, Leverage Ratio, ROI, Total Assets, dan Jenis Industri,
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan.
Nilai R sebesar 0.652 dan
R2 sebesar 0.425. Hal ini berarti bahwa variabel independen yaitu Current
Ratio, Leverage Ratio, ROI, Total Assets, dan Dummy Jenis Industri, serta Dummy
Status Perusahaan hanya mampu menjelaskan sebesar 42,5% selebihnya terdapat
variabel lain yang tidak dicakup dalam penelitian yang mempengaruhi kelengkapan
pengungkapan.
Dari tabel pengolahan
ANOVA, signifikansinya adalah 0.000. Hal ini berarti bahwa variabel independen
yaitu Current Ratio, Leverage Ratio, ROI, Total Assets, dan Dummy Jenis
Industri, serta Dummy Status Perusahaan dapat digunakan untuk memprediksi
variabel dependen (kelengkapan pengungkapan).
2. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan yang ada dalam penelitian ini, adalah
a)
Item pengungkapan yang digunakan mangacu pada penelitian yang
dilakukan di Amerika, yang mungkin kurang relevan dengan keadaan perekonomian
dan industri di Indonesia.
b)
Sampel penelitian diambil dari laporan tahunan untuk tahun 2003 (satu
tahun) dan tidak membandingkan dengan tahun sebelumnya.
3. Saran-saran
Berdasarkan keterbatasan penelitian ini, saran-saran yang dapat
diberikan antara lain;
a)
Agar laporan tahunan yang diterbitkan sedapat mungkin bebas dari
window dressing atau substance-over-form atau kesalahan-kesalan lainnya, maka
diperlukan penelaahan lebih lanjut untuk mengetahui item pengungkapan yang
sesuai dengan keadaan kondisi perekonomian dan perusahaan Indonesia pada
umumnya dan perusahaan yang listing di Bursa Efek pada khususnya.
b)
Perlu
ditambahkan variabel independen lainnya yang sesuai dan mempengaruhi
secara
signifikan tingkat kelengkapan pengungkapan pada perusahaan di Indonesia,
terutama yang terdaftar pada Bursa Efek melalui penelitian lebih lanjut.
c)
Sampel yang digunakan mungkin tidak cukup hanya satu tahun, perlu
dikembangkan dan dalam jumlah yang lebih banyak.
DAFTAR
PUSTAKA
Cerf, Alan R., Corporate
Reporting and Investment Decision, Berkelay, CA: The University of
California Press.
Chow, Chee W., and Adrian Wong-Boren, Voluntary Financial Disclosure
by Mexican Corporation, Accounting Review,
July 1987, pp. 533 – 541.
Cooke, T. E., Disclosure in the Corporate Annual Reports of Swedish
Companies, Vol. 19, Spring 1989, pp. 113 – 124.
-------------------------, The Impact of Size, Stock Market Listing
and Industry Type on Disclosure in The Annual Reports of Japanese Listed
Corporations, Accounting & Business
Research, vol. 22, Summer 1992, pp. 229 – 237.
-------------------------, Disclosure in Japanese Corporate Annual
Repots, Journal of Business Finance & Accounting, Vol.
20, Juni 1993, pp. 521 – 535.
Gray, Sidney J. Lee H. Radebaugh and Clare B. Roberts, International
Perceptions of Cost Constrains on Voluntary Information Disclosures: A
Comparative Study of U.K. and U.S. Multinationals, Journal of International Business Studies, 4 Qrt 1990, pp. 597 –
622.
Gujarati, Damodar N., Basic
Econometrics, Second Edition, USA: McGraw-Hill, Inc.,
1988.
Ikatan Akuntan Indonesia, Standar
Akuntansi Indonesia: Buku Satu, Jakarta: Penerbit Salemba Empat, 1994.
-------------------------------, Standar
Akuntansi Indonesia: Buku Dua, Jakarta: Penerbit
Salemba Empat, 1994.
Lang, Mark and Russell Lundholm, Cross-Sectional Determinants of
Analyst Ratings of Corporate Disclosures, Journal
Accounting Research, Autumn 1993, pp. 246 – 271.